Langsung ke konten utama

Tanamkan Pembelajaran Literasi Kritis Abad XXI, PS-PBSI FKIP ULM Gelar Seminar Nasional


BANJARMASIN, JURNAL SEKAWAN — Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Lambung Mangkurat (FKIP ULM) telah menggelar acara Seminar Nasional dengan tema “Bahasa dan Kecakapan Hidup Abad XXI” di Hotel Fugo Banjarmasin pada Sabtu (19/11) sejak pukul 08.00–12.00 Wita. Acara ini dihadiri oleh seluruh mahasiswa dan dosen PS-PBSI FKIP ULM. 

Seminar Nasional ini menghadirkan empat pemateri, yaitu Rektor Universitas Lambung Mangkurat Prof. Dr. Ahmad, S.E., M.Si., Guru Besar Universitas Negeri Malang Prof. Dr. Anang Santoso, M.Pd., Guru Besar Universitas Negeri Semarang Prof Dr. Rustono M.Hum., dan Dosen PS PBSI FKIP ULM Prof. Dr. Jumadi M.Pd. (Dr. Moh. Fatah Yasin).

Sejalan dengan tema yang diangkat, Jumadi selaku pemateri ketiga memaparkan materinya yang berjudul “Pembelajaran Literasi Kritis dan Kecakapan Hidup Abad XXI”. Jumadi menjelaskan bahwa sekarang terjadi temuan dan pemanfaatan teknologi yang dapat mengaburkan batas bidang fisik, digital, dan biologis. Tersedia pula data melimpah (big data) di jagad virtual yang siap dimanfaatkan. Perkembangan teknologi informasi yang terjadi dapat menimbulkan dampak positif maupun dampak negatif. 

"Bisa positif jika generasi yang akan datang atau yang akan kita ciptakan ini bisa memanfaatkan teknologi informasi itu dengan baik dan akrab. Tapi kalau tidak, murid kita, anak didik kita akan tergilas oleh perkembangan teknologi informasi. Buktinya, begitu ada hoax mudah terpercaya dia, terberdaya," ujarnya.


Jumadi juga memaparkan empat kecakapan hidup abad 21 yang harus dimiliki peserta didik, yaitu berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving), kreativitas dan inovasi (creativity and Innovation), komunikasi (communication), dan kerja sama (collaboration). Oleh sebab itu, dunia pendidikan perlu mengantisipasinya untuk menyiapkan siswa agar memiliki berbagai kecakapan hidup.

Menurutnya, UNESCO juga telah mencanangkan empat pilar agar pendidikan bisa mengantisipasi perkembangan abad 21. Keempat pilar tersebut adalah learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be. Learning to know berarti peserta didik diajarkan untuk tahu. Hal ini berhubungan dengan ranah kognitif, peserta didik dapat menjadi pintar, cerdas, dan lainnya. Selanjutnya, Learning to do berarti pengajar mampu memfasilitasi peserta didik agar dapat to do atau melakukan sesuatu. Bisa bekerja dan lainnya. Berikutnya, learning to life together, yaitu bagaimana pendidikan mampu memfasilitasi peserta didik untuk bisa hidup bersama. Terakhir, learning to be, yakni bagaimana peserta didik bisa menjadi diri sendiri dan kokoh.

"Kalau bahasa Banjar, jangan sampai menjadi orang yang batang timbul. Dia timbul kalau ada batangnya. Jangan mailung larut. Itu pribahasa-pribahasa Banjar bahwa anak didik kita menjadi pribadi yang kuat," ungkapnya.


Berdasarkan hal tersebut, penting bagi pengajar, terutama guru Bahasa Indonesia untuk menerapkan pembelajaran literasi kritis yang dirancang untuk mengakrabkan siswa dengan berbagai teks. Hal ini dilakukan untuk menyiapkan generasi yang unggul dan bisa beradaptasi dengan tuntutan abad 21. Ia menjelaskan teori kritis memandang literasi sebagai suatu tindakan pemahaman yang memberdayakan seseorang untuk membantu menemukan suara dan tanggung jawab etiknya untuk memperbaiki dunia mereka. Peserta didik dapat dihadapkan dengan berbagai teks di kelas. Kemudian, peserta didik harus menelusuri maknanya, menelaahnya secara kritis, dan menanggapi.

"Kecakapan hidup abad 21 itu tanggung jawab kita semua, termasuk guru Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, mari kita bentuk dengan pembelajaran literasi kritis," tutupnya.


Kelompok 4 UTS
1. Proyekta Oktorina 2010116220005
2. Zulvia Umairoh 2010116220025
3. Amelia Putri Hidayat 2010116220028
4. Aprilia Putri Handayani 2010116220021
5. Puteri Norhayati Sulistyarini 2010116220022
6. Baiduri Nabillah 2010116120004
7. Desy Fitria Sari 2010116220026
8. Khaliza Nur Amalia 2010116120001
9. Tia 2010116220016
10. Fenia Berliana 2010116220017
11. Rizal Istiawan 3062011024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pernah Menjadi Duta PS-PBSI 2021, Dinda Ayu Nurkamila Bagikan Pengalamannya

BANJARMASIN, PUBLISISTIK PUSTAKA 7 —  P endaftaran pemilihan Duta PS-PBSI 2022 sudah mulai dibuka sejak 16 November 2022 lalu. Pemilihan ini dapat diikuti oleh mahasiswa aktif PS-PBSI angkatan 2020 dan 2021. Sederet ketentuan bagi peserta juga telah dilampirkan dalam poster pendaftaran tersebut. Namun, berbicara soal Duta PS-PBSI, tidak lengkap rasanya apabila tidak mengulik pengalaman dan pendapat Duta PS-PBSI 2021 tentang pemilihan duta kali ini. Dinda Ayu Nurkamila merupakan Duta PS-PBSI 2021 yang berasal dari kelas A-2, angkatan 2020. Dinda meraih gelar Duta PS-PBSI 2021 setelah berhasil melalui serangkaian tes dan tahapan yang diadakan. Berikut wawancara eksklusif kelompok 7 bersama Dinda Ayu Nurkamila: Persiapan apa saja yang Anda lakukan sebelum mengikuti pemilihan duta pada saat itu, dan bagaimana cara Anda mempersiapkannya? Persiapan yang saya lakukan sebelum mengikuti pemilihan duta, yakni saya mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan k...