Langsung ke konten utama

Mengulik Pendapat dan Pengetahuan Cerpen Mahasiswa A-2 PS-PBSI ULM

BANJARMASIN, PUBLISISTIK PUSTAKA 7—Belakangan ini, menulis cerpen menjadi salah satu fokus materi yang dipelajari oleh mahasiswa semester lima PS-PBSI ULM pada mata kuliah Menulis Kreatif Sastra. Pembelajaran materi cerpen ini disambut antusias oleh mahasiswa yang memiliki ketertarikan terhadap cerpen atau kerap menulis cerpen. Salah satu di antara mahasiswa tersebut ialah Nur Fitri Yanti dari kelas A-2. 

Fitri mengungkapkan bahwa cerpen adalah salah satu karya sastra yang paling ia sukai, apalagi setelah tumbuh besar selama lima semester di bidang sastra. Hal ini semakin membuat ia mencintai karya sastra yang satu ini.
"Dari cerpen kita dapat memetik nilai-nilai kehidupan dan dapat memilah mana yang baik dan mana yang buruk," ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak cerpen yang telah Fitri baca, bahkan ia tidak sempat menghitungnya. Hal ini juga didukung oleh dosen yang ikut andil dalam memperkenalkan dan merekomendasikan cerpen-cerpen yang menarik untuk dibaca. 

Ketika diwawancarai, cerpenis yang menjadi favorit dan paling melekat menurut Fitri adalah Seno Gumira Ajidarma. Cerpenis ini dikenalnya ketika mendapatkan satu tugas pada satu mata kuliah. Banyak tema-tema cerpen yang disukai Fitri, tetapi ia lebih cenderung menyukai genre misteri dan percintaan.

Berdasarkan apa yang telah dipelajari Fitri selama ini, hal yang harus dipersiapkan sebelum membuat sebuah cerpen adalah melengkapi elemen-elemen pembangun cerita. Jika sudah mulai kehabisan ide, Fitri akan mencoba untuk membaca cerpen lain sebagai inspirasi dan memodifikasinya sesuai dengan imajinasinya sendiri. Menurutnya, sebelum membuat cerpen pengarang harus menyiapkan diri terlebih dahulu dengan menguasai keterampilan membuat cerpen, yaitu keterampilan membangun cerita yang bukan hanya memenuhi kepuasan pengarang dalam bercerita, tetapi juga dapat menyampaikan cerita ke pembaca dengan baik.

Fitri juga berpendapat bahwa menulis karya sastra itu penting.

"Bagi saya, ketika berada di bidang sastra dan bahasa, setidaknya mahasiswa dapat menulis atau menciptakan suatu karya sastra. Sebab, intelektual kita akan diuji, tak jarang beberapa mata kuliah mewajibkan akan hal itu. Dan saat lulus nanti, ketika menjadi guru, kita bisa membagikan contoh-contoh cerpen milik kita bagi siswa. Akan ada rasa tanggung jawab ketika bisa menampilkan karya sastra kita," ungkapnya.

Selain mempelajari cara dalam menulis sebuah cerpen, yang juga harus diketahui menurutnya ialah ilmu atau teori menulis cerpen. Hal ini karena seorang pengarang tidak bisa asal menulis saja. Contohnya ilmu dalam menentukan tokoh, membangun alur, atau pesan yang ingin disampaikan. Oleh karena itu, tidak jarang bagi mahasiswa yang menggeluti bidang sastra akan diajarkan hal itu semua. 

"Ketika menciptakan suatu karya sastra juga perlu mempelajari teknik-teknik tertentu agar bacaan kita dapat diterima oleh pembaca," jelasnya.

Ketika diwawancarai, Fitri mengaku pernah membuat cerpen dan juga merasakan kendala dalam menulis cerpennya. 

"Selama menulis kendala yang saya temui adalah bagian pengembangkan cerita. Terkadang saat mengembangkan cerita, alur yang saya susun masih loncat-loncat, tidak beraturan. Perubahan set/cerita satu ke cerita lain saya katakan masih belum mulus," ujar Fitri.

Dalam menulis sebuah cerpen tentu kondisi sekitar mempengaruhi fokus pengarang dalam menulis sehingga waktu dan tempat yang kondusif sangat diperlukan dalam menulis sebuah cerpen atau karya sastra lainnya. Menurutnya, ia akan fokus saat menulis suatu karya sastra dengan suasana tempat yang hening dan tidak bisa fokus jika lingkungan disekelilingnya tidak kondusif untuk menulis. Hal ini bukan hanya ketika menulis karya sastra saja, tetapi juga saat menulis tugas-tugas lain. Ia akan fokus di tempat mana pun asalkan tempat itu hening.

Saidatul Aulia yang merupakan mahasiswa PS-PBSI ULM juga mengungkapkan persiapan yang dilakukan saat ingin menulis cerpen. Persiapan yang dilakukan ialah melupakan segala hal yang telah dipelajari mengenai komposisi, tips & trik, atau kiat-kiat menulis yang baik. Ia hanya memerlukan konsentrasi terhadap ide yang telah dimatangkan untuk mengeksekusi calon cerpen yang akan dibuat. Ia berpendapat bahwa saat pengarang terpaku pada syarat dan ketentuan di luar apa yang diusung maka tulisan tidak akan hidup. 

"Saya percaya bahwa kekuatan tertinggi sebuah cerita ialah bagaimana emosi seseorang tertuang ke dalam tulisannya, sehingga tulisan tersebut akan memiliki roh tersendiri," ungkapnya

Saidatul juga membagikan kendala yang sering dirasakan saat membuat cerpen, yaitu pada pembawaan cerita. Ia menyadari bahwa pembawaan cerita yang ia buat memiliki khas tersendiri, yakni cukup gelap.  Ciri khas ini berangkat dari keresahannya pribadi. Selain itu, kendala yang dirasakan juga berasal dari pembawaan ceritanya yang to the point. 

"Saya pribadi yang seringkali to the point sehingga ketika mengeksekusi sebuah ide, tulisan saya itu akan terasa sangat singkat dan kurang berkembang," ujarnya.



Keterangan:
Kelompok 7

Pimpinan Redaksi: 
Susiani Dwi Damayanti (2010116220029)
 
Wartawan: 
Baiduri Nabillah (2010116120004) 
Proyekta Oktorina (2010116220005) 

Editor:
Amelia Putri Hidayat (2010116220028) 

Pengelola Situs: 
Baiduri Nabillah (2010116120004)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pernah Menjadi Duta PS-PBSI 2021, Dinda Ayu Nurkamila Bagikan Pengalamannya

BANJARMASIN, PUBLISISTIK PUSTAKA 7 —  P endaftaran pemilihan Duta PS-PBSI 2022 sudah mulai dibuka sejak 16 November 2022 lalu. Pemilihan ini dapat diikuti oleh mahasiswa aktif PS-PBSI angkatan 2020 dan 2021. Sederet ketentuan bagi peserta juga telah dilampirkan dalam poster pendaftaran tersebut. Namun, berbicara soal Duta PS-PBSI, tidak lengkap rasanya apabila tidak mengulik pengalaman dan pendapat Duta PS-PBSI 2021 tentang pemilihan duta kali ini. Dinda Ayu Nurkamila merupakan Duta PS-PBSI 2021 yang berasal dari kelas A-2, angkatan 2020. Dinda meraih gelar Duta PS-PBSI 2021 setelah berhasil melalui serangkaian tes dan tahapan yang diadakan. Berikut wawancara eksklusif kelompok 7 bersama Dinda Ayu Nurkamila: Persiapan apa saja yang Anda lakukan sebelum mengikuti pemilihan duta pada saat itu, dan bagaimana cara Anda mempersiapkannya? Persiapan yang saya lakukan sebelum mengikuti pemilihan duta, yakni saya mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan k...